Jumat, 9 Juni 2023

Sampai 2025 di Asia batubara masih merajai penggunaan energi, namun porsi energi terbarukan terus meningkat

- Minggu, 19 Maret 2023 | 14:23 WIB
Lebih dari 50% pembangkit listrik di Asia masih menggunakan batubara karena itu batubara masih merajai. Tampak seorang karyawan menunjukkan batubara di tambang Berau Coal di Kaltim.  (Berau Coal)
Lebih dari 50% pembangkit listrik di Asia masih menggunakan batubara karena itu batubara masih merajai. Tampak seorang karyawan menunjukkan batubara di tambang Berau Coal di Kaltim. (Berau Coal)

Menurut IEA, dunia mencapai rekor baru tertinggi sepanjang masa dalam emisi terkait pembangkit listrik pada tahun 2022.

Ini terutama sebagai akibat dari pertumbuhan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil di Asia Pasifik.

Dengan demikian, emisi ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2025, dengan banyak pertumbuhan global dalam energi terbarukan dan tenaga nuklir terlihat di Asia.

Baca Juga: Studi kelayakan tambang emas Pani selesai kuartal ketiga 2023

Saat ini, tenaga nuklir menjadi perhatian khusus di benua itu, terutama dengan krisis energi tahun 2022 yang menyoroti perlunya kemandirian dan keamanan energi.

India, misalnya, akan memiliki pertumbuhan 80% dalam pembangkit listrik nuklirnya dalam dua tahun ke depan, diikuti oleh Jepang, Korea Selatan, dan China dalam meningkatkan kapasitas nuklir mereka.

Jalan di depan juga mengisyaratkan wawasan menarik lainnya, khususnya terkait tenaga air di Asia.

Baca Juga: Akhir pekan harga emas naik Rp25 ribu, Logam Mulia tawarkan emas batangan seri Idul Fitri, cek harga di sini

Gelombang panas dan kekeringan menjadi semakin umum sebagai akibat dari perubahan iklim.

Benua Asia mungkin siap untuk belajar beberapa pelajaran dari pembangkit listrik tenaga air Eropa yang mencatat rekor terendah pada tahun 2022.

Yakni dengan mengalihkan waktu dan sumber dayanya ke bentuk energi bersih lainnya, seperti angin dan tenaga surya.

Baca Juga: Merdeka Group gandeng Ningbo teken kemitraan bangun smelter nikel HPAL kapasitas produksi tahunan 60 ribu ton

Apa pun yang terjadi di masa depan, satu hal yang jelas: dengan rencana ambisius yang sudah berjalan, bauran kelistrikan Asia mungkin terlihat sangat berbeda dalam beberapa dekade mendatang.

Setidaknya sampai saat ini batubara masih merajai dalam pemenuhan kebutuhan energi di Asia

Keadaan ini tentu saja menguntungkan Indonesia yang kaya akan cadangan batubara. ***

Halaman:

Editor: Kasan Mulyono

Sumber: OilPrice

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X