MINING INSIDER - Hari ini di Forum Bisnis Kamar Dagang dan Industri Indo-Pasifik di Bali, Amerika Serikat dan Indonesia mengumumkan kemitraan strategis untuk membantu Indonesia mengembangkan program energi bersih nuklirnya.
Ini untuk mendukung minat Indonesia dalam menerapkan teknologi reaktor modular kecil (SMR) untuk memenuhi keamanan energi dan tujuan iklimnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim, Wakil Asisten Kepala Departemen Luar Negeri AS Ann Ganzer dan US Trade and Development Agency (USTDA) secara resmi mengumumkan Memorandum of Agreement dan hibah afiliasi dan penandatanganan kontrak sebagai hasil kerja di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (PGII).
Baca Juga: Kepmen ESDM Nomor 41 Tahun 2023 tentang Pedoman Harga Patokan untuk Penjualan Komoditas Batubara
Di bawah perjanjian ini, USTDA telah memberikan hibah kepada PLN Indonesia Power (Indonesia Power) untuk memberikan bantuan untuk menilai kelayakan teknis dan ekonomi dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang diusulkan, yang berlokasi di Kalimantan Barat.
Ini akan mencakup rencana pemilihan lokasi, pembangkit listrik dan desain sistem interkoneksi, penilaian dampak lingkungan dan sosial awal, penilaian risiko, perkiraan biaya, dan tinjauan peraturan.
Selain itu, kerja sama akan mencakup $1.000.000 USD dalam pendanaan baru untuk pembangunan kapasitas bagi Indonesia, membangun kemitraan yang ada di bawah Program Infrastruktur Dasar Departemen Luar Negeri AS untuk Penggunaan Teknologi SMR yang Bertanggung Jawab (FIRST).
Ini termasuk dukungan di berbagai bidang seperti pengembangan tenaga kerja, keterlibatan pemangku kepentingan, peraturan, dan perizinan.
“Hubungan ekonomi AS-Indonesia berkembang pesat, dan di Bali minggu ini kami melihat beberapa hasil nyata dari kemitraan kami,” kata Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim.
“Pengumuman hari ini tentang kemitraan strategis untuk membantu Indonesia mengembangkan program energi bersih nuklir reaktor modular kecilnya, sebagai hasil utama di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global, merupakan tonggak penting dalam upaya Indonesia untuk mencapai tujuan iklimnya sambil mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan .”
Indonesia Power memilih NuScale Power OVS, LLC (NuScale) yang berbasis di Oregon untuk melakukan pendampingan dalam kemitraan dengan anak perusahaan Fluor Corporation yang berbasis di Texas dan JGC Corporation Jepang.
Pembangkit listrik dengan kapasitas 462 megawatt yang diusulkan akan memanfaatkan teknologi SMR NuScale dan memajukan transisi energi bersih di Indonesia.
Artikel Terkait
Studi kelayakan tambang emas Pani selesai kuartal ketiga 2023
Daftar 21 Menteri Pertambangan atau ESDM dari Jaman Jepang, Kemerdekaan sampai Jaman Reformasi
Jelita Runtukahu sarjana pendidikan yang 'terjerumus' di dunia tambang: Tidak selalu sesuai dengan minat
Prospek kerja kuliah di Program Studi Teknik Pertambangan ITB dari pekerja tambang, perbankan sampai dosen
Kepmen ESDM Nomor 41 Tahun 2023 tentang Pedoman Harga Patokan untuk Penjualan Komoditas Batubara